Cara Kerja Shock Absorber pada Mobil dan Jenis-Jenisnya

Teknatekno.com – Cara kerja shock absorber yang merupakan bagian dari sistem suspensi mobil adalah untuk meredam guncangan yang berlebihan saat sistem suspensi bekerja. Dengan kata lain, bagaimana cara kerja shock absorber?

Dalam dunia otomotif, khususnya pada kendaraan bermotor, sistem suspensi memegang peranan penting untuk memberikan kenyamanan dan kestabilan saat berkendara. Salah satu komponen krusial dalam sistem suspensi adalah shock absorber atau peredam kejut.

Shock absorber mobil berperan sebagai peredam kejutan yang timbul akibat ketidaksempurnaan jalan, sehingga memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan aman.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian, fungsi, manfaat, dan jenis-jenis shock absorber. Selain itu, akan dijelaskan juga mengenai cara kerja shock absorber mobil yang memainkan peranan penting dalam menjaga stabilitas dan kenyamanan berkendara, serta tips merawatnya agar tetap berkinerja optimal.

Komponen Shock Absorber

Apa itu Shock Absorber

Shock absorber adalah salah satu komponen penting dalam sistem suspensi mobil yang berfungsi untuk meredam dan menyerap kejutan atau goncangan yang terjadi saat kendaraan melintas di jalan yang tidak rata atau berlubang.

Tugas utama shock absorber adalah menjaga roda kendaraan tetap berkontak dengan permukaan jalan secara optimal, sehingga pengemudi dan penumpang dapat merasakan kenyamanan dan kestabilan saat berkendara.

Pada dasarnya, saat kendaraan melewati ketidaksempurnaan jalan, energi kinetik yang dihasilkan dari pergerakan roda dan suspensi akan diubah menjadi energi getaran. Shock absorber bekerja dengan cara mengubah energi getaran ini menjadi energi panas yang kemudian diserap dan dibuang ke lingkungan sekitar.

Proses ini memungkinkan kendaraan untuk tetap stabil dan mengurangi amplitudo getaran yang bisa dirasakan oleh pengemudi dan penumpang. Shock absorber biasanya terdiri dari beberapa komponen, seperti tabung silinder, piston, dan katup.

Ketika kendaraan melewati ketidaksempurnaan jalan, piston di dalam tabung silinder akan bergerak naik-turun, mengompres gas atau cairan khusus yang ada di dalamnya. Proses ini mengubah energi getaran menjadi energi panas, sehingga suspensi dapat menyerap goncangan dengan efektif.

Penting untuk menjaga shock absorber dalam kondisi baik dan berfungsi dengan optimal. Shock absorber yang rusak atau aus dapat mengurangi kinerja suspensi, menyebabkan getaran berlebihan, mengurangi kenyamanan berkendara, dan bahkan dapat mempengaruhi kemampuan pengereman dan stabilitas kendaraan.

Perawatan shock absorber meliputi pemeriksaan visual secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda kebocoran atau kerusakan. Jika terdapat tanda-tanda shock absorber rusak, sebaiknya segera diganti dengan yang baru dan berkualitas sesuai dengan merek dan spesifikasi kendaraan.

Dengan demikian, pengemudi dan penumpang dapat merasakan kenyamanan dan keselamatan maksimal saat menggunakan mobil.

Komponen Shock Absorber

Tidak jarang mendengar orang membandingkan pengoperasian kompresor mobil dengan peredam kejut. Mirip dengan cara kerja kompresor, sangat bergantung pada cairan terkompresi.

Gerakan bolak-balik piston diproses oleh peredam kejut, yang menerapkan atau melepaskan tekanan pada cairan. Dengan cara itu, osilasi (guncangan pada bodi mobil karena gaya luar) dapat dikurangi. Peredam kejut terdiri dari bagian-bagian berikut agar dapat bekerja:

  • Tabung shock: berfungsi untuk mewadahi piston dan fluida.
  • Piston: berfungsi untuk mengatur volume di dalam tabung shock agar fluida dapat terkompresi.
  • Batang piston: berfungsi untuk menghubungkan piston dengan poros roda. Dengan begitu, gerakan piston akan selalu sesuai dengan poros roda.
  • Katup piston: berfungsi untuk menyekat ruang di antara bagian atas dan bawah piston.
  • Fluida: berfungsi untuk meredam guncangan dari bodi mobil. Sering disebut dengan oli shock karena merupakan cairan hidrolik.

Fungsi Shock Absorber

Fungsi Shock Absorber

Fungsi shock absorber pada kendaraan adalah untuk meredam kejutan dan goncangan yang timbul saat kendaraan melewati ketidaksempurnaan jalan. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama dari shock absorber:

1. Meredam Kejutan

Fungsi utama shock absorber adalah meredam kejutan atau goncangan yang dihasilkan dari ketidaksempurnaan jalan seperti lubang, polisi tidur, atau permukaan jalan yang tidak rata.

Shock absorber mampu menyerap energi kinetik yang dihasilkan saat roda kendaraan bergerak naik-turun, sehingga mengurangi amplitudo dan frekuensi getaran yang dirasakan oleh pengemudi dan penumpang.

2. Menjaga Stabilitas Kendaraan

Shock absorber membantu menjaga stabilitas kendaraan dengan memastikan agar roda kendaraan tetap berkontak dengan permukaan jalan secara optimal.

Dengan adanya shock absorber yang berfungsi dengan baik, kendaraan akan memiliki daya cengkeram yang lebih baik pada jalan, mengurangi kemungkinan terjadinya kehilangan traksi, dan meningkatkan kontrol serta responsifitas kendaraan.

3. Meningkatkan Kenyamanan Berkendara

Shock absorber berperan penting dalam memberikan kenyamanan kepada pengemudi dan penumpang. Dengan meredam kejutan dan goncangan, shock absorber mengurangi perasaan terguncang atau terpental saat melintasi ketidaksempurnaan jalan. Hal ini menjadikan perjalanan lebih nyaman dan mengurangi rasa lelah saat berkendara dalam jangka waktu yang lama.

4. Memperpanjang Umur Sistem Suspensi

Shock absorber juga berperan dalam memperpanjang umur sistem suspensi kendaraan. Dengan meredam kejutan, shock absorber membantu mengurangi tekanan dan beban yang diterima oleh komponen-komponen suspensi lainnya, seperti per dan bushing.

Dengan begitu, shock absorber membantu melindungi komponen suspensi dari kerusakan yang disebabkan oleh kejutan dan goncangan berlebih.

Cara Kerja Shock Absorber

Setelah mengenal komponen-komponen penting, berikut cara kerja shock absorber mobil dalam dua langkah:

Cara Kerja Shock Absorber

1. Langkah Kompresi (Saat Fluida Ditekan)

Saat bodi mobil menerima guncangan di jalan, roda akan bergerak untuk menekan peredam kejut. Akibat tekanan ini, panjang peredam kejut menyusut, memungkinkan piston naik.

Tindakan ini berarti ruang di bagian atas piston menyempit sedangkan bagian bawah piston melebar. Akibatnya, cairan di ruang atas piston terkompresi hingga keluar.

Katup piston yang tertekan kemudian akan membuka hanya satu saluran. Karena piston terbatas, aliran fluida dari ruang atas piston ke ruang bawahnya akan lebih lambat. Akibatnya, gerakan piston ke atas juga melambat. Nah, slow motion inilah yang kemudian meredam guncangan suspensi mobil.

2. Langkah Ekspansi

Setelah langkah kompresi selesai, shock absorber mobil akan menghadapi situasi yang disebut gaya balik pegas. Alhasil, panjang shock absorber akan kembali normal. Piston di shock absorber mobil akan bergerak ke bawah.

Cairan di ruang bawah piston mengalir ke ruang atas piston. Gerakan piston akan diperlambat oleh gerakan fluida dari bawah ke atas, seperti yang terjadi pada saat langkah kompresi. Alhasil, bodi mobil tidak akan terlalu terpengaruh goncangan.

Untuk menjaga agar oli tidak masuk ke mesin, ring piston memiliki tugas yang harus dilakukan. Sehingga komponen tersebut juga harus dibersihkan dan diuji setiap saat.

Jenis Shock Absorber

Ada dua jenis shock breaker yang sering digunakan pada kendaraan bermotor, yaitu:

1. Dual Action Shock Absorber

Kendaraan roda empat sering menggunakan shock absorber jenis ini. Cara kerjanya sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya.

Disebut “dual action” karena shock absorber jenis ini memiliki dua aksi, yaitu kompresi dan ekspansi. Komponen ini terus menyerap guncangan yang diserap oleh bodi mobil di setiap event tersebut.

2. Single Action Shock Absorber

Selanjutnya ada tipe single action. Tipe ini hanya memiliki satu saluran piston, berbeda dengan dua aksi ganda. Tindakan tunggal, di sisi lain, memiliki saluran tambahan, yang dikenal sebagai saluran orifice. Baik saluran piston maupun saluran orifice akan terbuka ketika fluida didorong.

Namun, saluran piston akan tersumbat saat memasuki langkah ekspansi, hanya menyisakan saluran orifice. Akibatnya, gerakan naik turun piston berkurang.

Untuk kendaraan yang lebih berat seperti truk, sistem suspensi dengan desain shock absorber jenis ini akan memberikan pengendaraan yang “lunak” tanpa banyak goyangan. Secara garis besar cara kerja shock absorber mobil adalah dengan memanfaatkan tekanan fluida dari gerak naik turun piston.

Jenis Shock Absorber

Perbedaan Shock Absorber dan Shock Breaker

Shock absorber dan shockbreaker adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan komponen yang sama, yaitu komponen dalam sistem suspensi mobil yang berfungsi untuk meredam dan menyerap kejutan saat berkendara.

Meskipun keduanya memiliki peran penting dalam menyerap kejutan atau goncangan saat berkendara, tetapi mereka memiliki fungsi yang berbeda.

Shock absorber, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah komponen yang berfungsi untuk meredam dan menyerap energi getaran yang dihasilkan dari pergerakan roda dan suspensi saat kendaraan melintas di jalan yang tidak rata. Shock absorber berperan dalam mengubah energi getaran menjadi energi panas yang kemudian diserap dan dibuang ke lingkungan sekitar.

Sementara itu, shockbreaker, yang sering disebut juga sebagai per dan bushing, adalah komponen yang bertugas untuk memberikan dukungan dan mempertahankan posisi suspensi kendaraan.

Shockbreaker berfungsi untuk menahan dan mengontrol gerakan suspensi agar tetap stabil dan tidak berayun secara berlebihan. Komponen ini membantu menjaga roda kendaraan tetap berkontak dengan permukaan jalan secara optimal.

Dalam sistem suspensi, shock absorber dan shockbreaker bekerja secara bersama-sama. Shockbreaker bertugas untuk menahan gerakan suspensi, sedangkan shock absorber bertanggung jawab dalam meredam energi getaran. Keduanya saling melengkapi dan bekerja bersama untuk menciptakan kenyamanan dan stabilitas saat berkendara.

Ciri-Ciri Shock Absorber Mobil Rusak

Ciri-ciri shock absorber mobil rusak bisa dikenali melalui beberapa tanda yang muncul saat berkendara. Jika bisa mengalami salah satu atau beberapa ciri-ciri berikut, kemungkinan besar shock absorber mobil bisa mengalami masalah dan perlu diperiksa:

  • Getaran Berlebihan: Jika bisa merasakan getaran yang tidak biasa saat berkendara, terutama saat melewati ketidaksempurnaan jalan seperti polisi tidur atau lubang, hal ini bisa menjadi tanda bahwa shock absorber mobil bisa rusak.
  • Stabilitas Berkendara Menurun: Ketika shock absorber tidak berfungsi dengan baik, mobil mungkin terasa tidak stabil saat melewati tikungan atau saat melakukan manuver tertentu. Stabilitas yang menurun ini bisa berpengaruh pada keamanan selama berkendara.
  • Meningkatnya Jarak Pengereman: Shock absorber yang rusak bisa mempengaruhi kinerja sistem pengereman. Jika bisa merasa jarak pengereman kendaraan bisa lebih panjang dari biasanya, segera periksa kondisi shock absorber.
  • Guncangan Berlebihan Setelah Melewati Ketidaksempurnaan Jalan: Jika mobil bisa terasa berguncang terlalu lama setelah melewati gundukan atau lubang di jalan, ini bisa menjadi tanda bahwa shock absorber tidak berfungsi dengan baik.
  • Bunyi Aneh Saat Berkendara: Shock absorber yang rusak atau aus bisa menyebabkan bunyi berdecit atau berderak saat mobil melewati jalan yang tidak rata.
  • Ban Depan atau Belakang Terasa Lebih Cepat Aus: Shock absorber yang rusak bisa menyebabkan ban depan atau belakang terkikis lebih cepat dan tidak merata karena beban tidak terdistribusi dengan baik.
  • Tabung Shock Absorber Bocor: Periksa bagian luar shock absorber untuk melihat apakah ada tanda-tanda kebocoran pada tabung silinder. Kebocoran ini bisa mengindikasikan bahwa shock absorber perlu diganti.

Jika bisa mencurigai shock absorber mobil bisa rusak berdasarkan ciri-ciri di atas, sebaiknya segera periksa ke bengkel terpercaya untuk mendapatkan penilaian lebih lanjut dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Shock absorber yang berfungsi dengan baik sangat penting untuk kenyamanan dan keselamatan berkendara.

Perbedaan Shock Absorber dan Shock Breaker

FAQ

Berikut pertanyaan seputar cara kerja shock absorber.

1. Mengapa Setiap Kendaraan Memiliki Shock Absorber?

Karena tujuan penambahan shock absorber adalah untuk menyerap getaran, guncangan, dan osilasi dari permukaan jalan, sehingga meningkatkan kenyamanan dan stabilitas berkendara.

2. Di Dalam Shock Absorber Berisi Gas Gas Jenis Apa yang Digunakan?

Gas yang digunakan adalah nitrogen yang disimpan pada temperatur atau suhu rendah 10-15 kg/cm3 atau suhu tinggi 20-30 kg/cm3.

3. Apa Fungsi dari Oli Shock Absorber?

Oli shock absorber memiliki beberapa kegunaan atau fungsi. Saat berkendara di jalan yang tidak rata atau berlubang, fungsi yang paling umum adalah mengayunkan suspensi kendaraan.

Kondisi ini disebabkan adanya bantuan pegas atau kumparan yang berbentuk koil yang dapat memperkecil efek benturan. Saat kendaraan melaju atau berhenti, bagian ini selalu beroperasi.

4. Apakah Shock Absorber Bisa Diperbaiki Jika Rusak?

Ya, dalam beberapa kasus, shock absorber yang rusak dapat diperbaiki. Namun, tergantung pada tingkat kerusakan, seringkali lebih disarankan untuk mengganti shock absorber yang rusak dengan yang baru untuk memastikan kinerja yang optimal.

5. Berapa Lama Umur Pakai Shock Absorber?

Umur pakai shock absorber dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi jalan, gaya berkendara, dan kualitas shock absorber itu sendiri. Secara umum, shock absorber yang baik dapat bertahan antara 50.000 hingga 100.000 kilometer sebelum perlu diganti.

6. Bagaimana Cara Mengetahui Shock Absorber Perlu Diganti?

Tanda-tanda umum shock absorber yang perlu diganti termasuk getaran berlebihan saat berkendara, kendaraan terasa tidak stabil, meningkatnya jarak pengereman, dan adanya tanda-tanda kebocoran pada shock absorber.

7. Apakah Semua Jenis Kendaraan Menggunakan Shock Absorber yang Sama?

Tidak, setiap jenis kendaraan dapat memiliki spesifikasi dan jenis shock absorber yang berbeda. Misalnya, mobil penumpang umumnya menggunakan shock absorber konvensional, sementara kendaraan off-road mungkin menggunakan shock absorber yang lebih kuat dan tahan lama.

8. Apakah Shock Absorber Bisa Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan?

Ya, shock absorber yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar kendaraan. Dengan mengganti shock absorber yang rusak, kamu bisa memastikan kendaraan tetap efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan dari Teknatekno seputar cara kerja shock absorber. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Teknozen yang ingin memahami lebih dalam tentang shock absorber, jenis-jenisnya serta ciri-ciri kerusakan pada shock absorber.

Periksalah secara rutin kondisi suspensi kendaraan kamu dan segera periksakan ke bengkel terpercaya jika kamu menemukan tanda-tanda kerusakan pada shock absorber. Dengan begitu, kamu bisa tetap menikmati perjalanan dengan aman, nyaman, dan lancar bersama kendaraan kesayangan kamu. Terima kasih sudah membaca!

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like