10 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Retail Terlengkap

Teknatekno.com – Setelah kita memahami tentang pengertian bisnis ritel, mungkin sebagian dari kamu ada yang ingin segera membuka bisnis ini. Nah, bagi kamu yang ingin membuka usaha atau bisnis ritel, pelajari terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan bisnis ritel ini.

Retail atau ritel merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris, yang berarti eceran. Artinya, bisnis atau usaha ritel adalah usaha yang hampir seluruh produknya merupakan produk yang bisa dibeli dengan sistem ecer. Oleh karena itu, jenis bisnis ritel atau eceran ini cukup digemari oleh masyarakat sebagai bisnis sampingan.

Singkatnya, retail adalah suatu istilah yang sangat luas dan meliputi industri skala besar. Yang mana, industri tersebut mempekerjakan ribuan bahkan ratusan ribu pegawai.

Sejarah Perkembangan Retail di Indonesia

Sejarah Perkembangan Retail di Indonesia

Pada tahun 1960-an, bisnis ritel ada di Indonesia. Terlepas dari kenyataan bahwa di lingkungan ini, bisnis retail telah berkembang di kota-kota besar di Amerika Serikat sejak tahun 1860-an.

Toko retail pertama di Indonesia dibuka pada tanggal 23 April 1963, di gedung Sarinah Jl. Thamrin, M.H., Jakarta. Ide pendirian toko ini datang dari Presiden Soekarno yang saat itu menganut strategi penjualan dari Jepang dan negara-negara Barat.

Kemudian, menjelang tahun 1990-an, ekspansi gerai ritel di Indonesia mulai meningkat. Sejak itu, banyak orang mulai mendirikan toko ritel yang menyediakan berbagai barang bagus dari seluruh dunia. Bisnis ritel telah muncul sebagai kebutuhan baru masyarakat untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup sehari-hari.

Perusahaan ritel selalu berkembang dan berinovasi untuk mengikuti tren. Banyak usaha ritel kini bermunculan dalam skala kecil hingga besar. Sehingga individu dapat menerima barang atau produk yang mereka butuhkan dengan lebih mudah. Kehadiran perusahaan ritel juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Perbedaan Retail dan Grosir

Sebelum kita membahas tentang kelebihan serta kekurangan bisnis ritel, mari kita kenali terlebih dahulu perbedaan antara ritel dengan grosir. Sebagian orang salah mengira bahwa grosir dan retail merupakan jenis bisnis yang sama, padahal sebenarnya tidak.

Umumnya, pedagang grosir menjual produk dengan jumlah yang banyak tanpa memperhatikan segala karakteristik ritel yang dibutuhkan pelanggan tingkat akhir, seperti merchandise dan lain-lain.

Pedagang grosir juga tidak berhubungan langsung dengan pelanggan tingkat akhir. Mereka hanya akan menjual barang-barang yang tersedia di gerai ritel saja. Maka dari itu, kita jarang menemukan grosir yang menjual barang-barang yang mereka berikan langsung kepada konsumen.

Karena mereka biasanya hanya akan menjualnya ke gerai ritel, yang kemudian gerai ritel tersebut akan menjualnya kembali ke konsumen tingkat akhir.

Pada umumnya pedagang grosir akan menjual barang atau komoditas dalam jumlah besar. Hal ini memungkinkan mereka untuk menawarkannya dengan biaya yang lebih rendah ke gerai ritel.

Berbeda dengan bisnis ritel, dimana mereka akan menjual kembali produk-produknya dalam jumlah yang lebih rendah dan dengan biaya yang lebih tinggi.

Menurut penjelasan sebelumnya, perbedaan utama antara grosir dan pengecer adalah harga barang. Yang mana, harga eceran akan selalu lebih besar daripada harga grosir. Hal ini disebabkan oleh biaya tambahan untuk menjual barang kepada konsumen tingkat akhir.

Contohnya seperti biaya sewa toko, tenaga kerja, dan biaya lainnya, ditambahkan ke harga produk. Pedagang grosir, di sisi lain, dibebaskan dari persyaratan ini. Akibatnya, mereka memiliki harga yang lebih rendah.

Cara Kerja Bisnis Retail

Cara Kerja Bisnis Retail

Secara umum, usaha ritel akan memakai sistem yang dapat menyediakan barang untuk mereka. Sehingga pada akhirnya dapat dijual kembali ke pelanggan tingkat akhir. Maka dari itu, perusahaan ritel akan berkolaborasi dengan berbagai pemilik bisnis yang berbeda.

Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat menjual barang atau komoditas eceran. Rantai pasokan akan dimulai dengan produsen, distributor, pengecer, dan diakhiri dengan konsumen.

Produsen adalah seseorang yang membuat atau memproduksi barang dengan menggunakan peralatan, tenaga kerja, dan bahan baku. Sedangkan grosir adalah orang yang memperoleh barang dari produsen dan menjualnya kembali ke pengecer.

Pengecer kemudian berfungsi sebagai orang yang menjual kembali barang-barang yang diperoleh dari grosir ke pelanggan tingkat akhir. Rantai terakhir yaitu pelanggan, yang berfungsi sebagai pihak yang membeli barang dari pedagang dan kemudian menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.

Tujuan Usaha Retail

Tujuan dari bisnis ritel adalah untuk memudahkan konsumen memperoleh suatu produk dengan menyimpan persediaan yang cukup dan mengemasnya dalam jumlah yang lebih kecil. Berikut penjelasan mengenai tujuan bisnis retail:

  1. Menyediakan beragam produk sesuai dengan preferensi pembeli. Ritel menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, tergantung pada kategorinya. Alhasil, usaha ritel ini menjadi tempat yang nyaman dan mudah bagi pelanggan untuk membeli berbagai kebutuhan. Konsumen hanya perlu datang ke toko karena memiliki kebutuhan yang beragam.
  2. Menawarkan beragam produk dalam ukuran unit yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dengan retail, kita tidak perlu lagi membeli dalam jumlah banyak jika kita membutuhkan suatu barang. Karena pedagang eceran telah menawarkan barang yang kita inginkan dalam ukuran yang kita butuhkan. Harganya pun terbilang wajar dan sesuai untuk hal-hal yang dibeli.
  3. Menjadi perantara bagi distributor dan pelanggan. Konsumen tidak harus langsung ke grosir untuk membeli apapun. Bisnis ritel menawarkan berbagai macam barang dalam berbagai ukuran. Pelanggan hanya perlu mengunjungi gerai ritel yang menyediakan berbagai kebutuhan.
  4. Pendataan berbagai macam barang yang menjadi kebutuhan konsumen. Pengecer harus menentukan tujuan produk apa yang diperlukan di lingkungan mereka. Jika kamu memulai toko kelontong, pastikan barang yang kamu tawarkan sesuai untuk bisnis kamu.
  5. Memberikan pertukaran nilai tambah suatu produk.
  6. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan produk dari produsen di pasar konsumen.
  7. Menjadikan transaksi sebagai media komunikasi antara produsen dan pelanggan. Tentu saja, usaha ritel melibatkan penjualan langsung kepada pembeli atau konsumen. Namun, di zaman sekarang ini, pembelian dibuat lebih sederhana melalui perangkat lunak aplikasi dan telekomunikasi.

Klasifikasi Bisnis Ritel

Klasifikasi Bisnis Ritel

Bisnis retail diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan produk dagangannya, kepemilikannya, serta lokasi tempat berjualan. Simak penjelasan dibawah ini:

1. Berdasarkan Produk yang Dijual

Menurut produk yang dijualnya, ritel terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Product : ritel yang menjual barang. Contohnya toko mainan
  • Service : ritel yang menawarkan jasa. Contohnya bengkel motor
  • Non-store : ritel yang menjual produk melalui suatu media. Contohnya vending machine

2. Berdasarkan Kepemilikan

Menurut kepemilikannya, ritel terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Ritel mandiri. Contohnya warung, toko kelontong, ruko
  • Waralaba. Contohnya franchise dan kelompok bisnis (swalayan atau departement store yang masih satu manajemen)

3. Berdasarkan Lokasi Penjualan

Yang selanjutnya yaitu menurut lokasi penjualannya. Jenis ritel strip mall atau lahan komersial merupakan pengusaha yang mempunyai akses secara langsung menuju jalan besar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Bisnis Ritel

Dalam membangun sebuah bisnis, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan suatu bisnis, diantaranya:

1. Lokasi Usaha

Faktor pertama yang harus kamu perhatikan adalah lokasi bisnis. Pastikan kamu memilih lokasi yang strategis untuk membangun bisnis retail kamu. Berikut ini beberapa tips dalam memilih lokasi terbaik untuk membangun bisnis:

  • Fasilitas Umum

Fasilitas umum yang tepat bisa mengundang calon pembeli untuk berbelanja di toko ritel. Misalnya, memilih lokasi bisnis di dekat pusat transit seperti terminal transportasi umum atau stasiun kereta api.

  • Peraturan atau Perizinan Membuka Usaha

Izin usaha retail juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan pertumbuhan bisnis. Pastikan kamu memilih tempat yang tidak diperebutkan dan semua peraturan yang berlaku kamu patuhi.

2. Lingkungan Toko

Kondisi lokasi usaha merupakan salah satu faktor yang memicu keberhasilan usaha ritel. Lingkungan yang ramah bisa menarik calon pembeli untuk mengunjungi toko kamu.

3. Barang Produksi

Produksi juga merupakan komponen penting dalam sektor bisnis, seperti bisnis retail. Kamu perlu memutuskan barang dan jasa apa yang akan kamu jual. Memproduksi sesuatu biasanya merupakan langkah pertama dalam memulai bisnis. Umumnya, hal ini berisi tentang ide produk yang mungkin diperoleh dari berbagai sumber.

Tahap paling sederhana adalah membandingkan langsung barang-barang yang sebanding dengan yang akan dipasarkan dengan melakukan studi pasar singkat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan kamu jual.

Produksi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam membangun bisnis retail. Jika kamu berencana untuk mendirikan bisnis ritel, pastikan kamu telah memikirkannya dengan matang.

4. Promosi

Promosi produk juga merupakan faktor penting dari bisnis ritel. Periklanan merupakan salah satu strategi yang paling efektif untuk melakukan promosi. Periklanan dilakukan dengan memperhatikan kemanjuran dan efisiensinya untuk kamu maupun pengusaha lain yang baru memulai bisnis.

Buat kamu yang mencari efektivitas periklanan sebaiknya pilihlah media promosi yang sesuai dengan tipe pasar dari produk yang akan kamu jual.

Jika anggaran kamu tidak memungkinkan kamu untuk menjalankan iklan, maka kamu bisa menggunakan media sosial sebagai gantinya.

Dan pada tahap awal pendirian usaha sebaiknya faktor biaya juga menjadi bahan pertimbangan dan prioritas agar tidak timbul masalah nantinya. Pastikan produk, lokasi, dan biaya promosi mencukupi.

Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Ritel

Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Ritel

Secara umum, terdapat dua jenis usaha ritel di lingkungan kita, yaitu bisnis ritel tradisional dan ritel modern. Selain perbedaan lokasi, salah satu unsur yang membedakan keduanya adalah sistem manajemennya, yaitu dengan sistem ekonomi tradisional dan sistem ekonomi modern.

Terlepas dari perbedaan antara keduanya, bisnis retail memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang membuatnya berbeda dari jenis bisnis yang lain. Berikut penjelasannya:

Kelebihan Bisnis Retail

Berikut ini beberapa kelebihan dari bisnis retail yang perlu kamu ketahui:

1. Laba atau Keuntungan yang Besar

Manfaat terbesar dari bisnis ritel adalah margin keuntungan atau laba yang tinggi. Hal ini dimungkinkan karena bisnis retail membutuhkan modal yang relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan jenis bisnis lainnya.

Pengecer memperoleh barang-barang mereka langsung dari produsen atau grosir, di mana harganya jauh lebih rendah daripada di tempat lain.

Selanjutnya, jika mereka membelinya dalam jumlah besar, mereka akan memperoleh harga yang jauh lebih murah lagi. Kemudian mereka akan menawarkannya pada konseumen tingkat akhir secara ecer dengan harga yang lebih murah tadi.

Bahkan jika mereka menjualnya dengan keuntungan yang kecil, volume barang yang dijual memastikan bahwa keuntungan yang diperoleh pada akhirnya cukup besar. Karena kelebihan ini, ritel menjadi contoh bisnis yang memungkinkan.

2. Mudah Ditemukan

Kelebihan lain dari bisnis ritel adalah lebih mudah untuk ditemukan dan dijangkau, karena usaha ritel selalu berlokasi di tempat yang strategis. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bisnis retail adalah salah satu bisnis yang paling banyak diminati oleh masyarakat yang ingin mendirikan suatu bisnis.

Maka dari itu sering kita jumpai, para ‘pendatang baru’ di dunia bisnis ini memiliki ide-ide baru untuk diterapkan dalam bisnis ritel mereka, termasuk penempatan bisnis.

Secara umum, lokasi yang dipilih untuk usaha ritel tidak berbeda dengan lokasi usaha lainnya. Yaitu, berada di antara kerumunan atau didekat pusat aktivitas masyarakat, seperti sekolah atau tempat kerja.

Satu-satunya bisnis yang membedakan ritel dari usaha lain adalah penetapan harga. Jika dibandingkan dengan jenis bisnis lain, bisnis ritel menawarkan barang dengan biaya atau harga yang rerlatif terjangkau atau rendah.

3. Hubungan Emosional Pelanggan

Hubungan yang erat dengan pelanggan adalah kelebihan lain yang bisa dinikmati oleh bisnis ritel. Meskipun bisnis mereka sederhana, ritel adalah bentuk bisnis yang bisa mempunyai pelanggan setia.

Tidak mengherankan bahwa konsumen dapat mengunjungi bisnis retail beberapa kali setiap hari untuk memenuhi permintaannya. Semakin sering kamu bertemu, semakin banyak konsumen dan penjual saling mengenal, berkomunikasi dan hubungan emosional mungkin berkembang.

Saling percaya adalah hubungan emosional yang dimaksud. Tidak heran jika ada penjual yang memberikan pinjaman hutang kepada pelanggannya ketika ada rasa saling percaya.

Pemberian utang ini hanya dapat dilakukan oleh pelaku usaha ritel dan menjadi keuntungan tersendiri karena justru hal itulah yang membantu pelaku usaha ritel memiliki pelanggan yang setia.

4. Tawar Harga

Kelebihan lain dari bisnis retail yang sering dialami adalah kemampuan untuk menegosiasikan harga. Ini merupakan faktor lain yang membuat usaha ritel bisa mempunyai banyak pelanggan setia.

Terlepas dari kenyataan bahwa keuntungan yang mereka hasilkan dari setiap barang yang mereka jual tidak besar, namun banyak penjual yang memberikan diskon kepada pelanggan mereka.

5. Modal Kecil

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, ritel adalah suatu bentuk bisnis yang dapat dimulai dengan modal yang sedikit. Bahkan jika kamu kekurangan dana, kamu bisa mencoba untuk mendapatkan modal usaha dari pemerintah untuk menjalankan bisnis ini.

Kelebihan dan Kekurangan Usaha Ritel

Kekurangan Bisnis Retail

Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari bisnis ritel yang perlu kamu ketahui, antara lain:

1. Tidak Dianggap Serius

Kekurangan pertama dari bisnis retail adalah anggapan bahwa mereka yang menjalankannya tidak serius dalam berbisnis.

Salah satu alasannya adalah karena jenis usahanya kecil, dan keuntungan yang diperoleh dari satu produk yang dijual juga sedikit, sehingga hanya dianggap sebagai usaha sampingan. Pada kenyataannya, ketika keuntungan yang dihasilkan oleh bisnis ritel dihitung dari waktu ke waktu, itu cukup besar.

2. Tidak Ada Pelaporan Administrasi

Jika kamu ingin memperoleh pelaporan administrasi dari bisnis ritel, kamu mungkin tidak akan puas karena mereka tidak memiliki informasi yang kamu butuhkan. Terutama bisnis ritel yang berbentuk sederhana.

Laporan yang dikeluarkan oleh pelaku usaha ritel seringkali hanya berupa pelaporan barang yang habis, daftar belanjaan, dan daftar utang. Neraca, pelaporan aset, daftar investor, dan jenis pelaporan akuntansi lainnya sering dihindari oleh bisnis ritel.

Itulah sebabnya, terlepas dari kenyataan bahwa bisnis ritel bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar, namun pelaku ritel tidak dapat menjelaskannya berupa pelaporan.

3. Analisa Pasar yang Kurang

Seperti yang dikatakan sebelumnya, ritel adalah jenis bisnis yang tidak terlalu mementingkan pelaporan akuntansi. Analisis pasar adalah salah satu konsekuensi dari pelaporan yang buruk.

Mereka tidak peduli dengan keadaan pasar. Mungkin karena mereka hanya menawarkan produk-produk primer yang dibutuhkan semua orang, maka produk yang mereka jual pasti laku.

4. Promosi Tidak Dilakukan Secara Maksimal

Seperti jenis bisnis lainnya, bisnis ritel juga melakukan kegiatan promosi untuk meningkatkan penjualannya. Namun, dibandingkan dengan jenis usaha lainnya, promosi mereka tidak mereka lakukan secara maksimal.

Beberapa alasan promosi mereka tidak efektif adalah karena hampir semua orang tahu barang apa yang mereka tawarkan, dan mereka menjual produk yang sudah laris manis di pasar karena pembuatnya melakukan promosi, sehingga mereka menganggap tidak perlu melakukan promosi lagi.

5. Dianggap Mengganggu Ketertiban

Kekurangan paling mendasar dari bisnis ritel adalah mereka mengganggu ketertiban. Hal ini sebagian besar ditujukan kepada orang-orang dengan bisnis retail sederhana atau pedagang kaki lima.

Pedagang kaki lima merupakan jenis usaha yang terkadang bentrok dengan pemerintah daerah karena selalu dianggap mengganggu ketertiban umum. Karena legalitasnya dalam menjalankan bisnis, bisnis semacam ini terus-menerus ‘kucing-kucingan’ dengan petugas ketertiban kota.

FAQ Seputar Usaha Ritel

FAQ

Berikut pertanyaan seputar bisnis ritel.

1. Apakah Bisnis Ritel Menguntungkan?

Baik produsen maupun grosir dapat memperoleh keuntungan dari bisnis ritel. Pengecer akan membeli barang dalam jumlah besar dari produsen. Nantinya, uang tersebut akan digunakan sebagai modal dalam proses produksi.

2. Apa Fungsi dari Bisnis Ritel?

Bisnis retail berfungsi sebagai lokasi bagi produsen untuk menawarkan berbagai macam barang sehari-hari. Konsumen juga merasa lebih mudah untuk memilih dan mendapatkan semua hal yang mereka butuhkan setiap hari.

3. Bagaimana Peran Usaha Ritel dari Pihak Pelanggan?

Memungkinkan konsumen atau pelanggan dengan mudah memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, serta produk dan layanan yang diberikan. Menjaga harga jual tetap rendah agar dapat bersaing dalam kepuasan pelanggan. Membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

4. Apa Ciri Ciri Usaha Retail Besar dan Retail Kecil?

Bisnis retail skala besar adalah pengecer yang menjual barang-barang pada skala pasar yang besar atau luas. Misalnya, hypermart, department store, atau supermarket.

Sementara itu, bisnis ritel skala kecil adalah pengecer yang mempromosikan barang-barang mereka di pasar yang terbatas atau tidak terlalu besar. Jenis usaha ini juga dikenal sebagai pengecer tradisional.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan dari Teknatekno seputar kelebihan dan kekurangan bisnis retail yang perlu kamu ketahui. Semoga setelah kamu memahami kelebihan dan kekurangan dari usaha ritel ini, kamu bisa lebih mantap dan yakin untuk membangun jenis bisnis yang satu ini. Semoga bermanfaat!

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like