The Graph (GRT), Aset Kripto di Blockchain Ethereum

Teknatekno.com – Hai Teknozen! Pernah dengan istilah The Graph dalam dunia crypto? The Graph (GRT) adalah token ERC-20 pada blockchain Ethereum yang dikembangkan oleh The Graph.

Nah, untuk membantu kamu memahami tentang The Graph (GRT), yuk simak penjelasan dari Teknatekno dibawah ini!

Mengenal The Graph (GRT)

The Graph (GRT) adalah sebuah indexing protocol yang berperan dalam meminta data untuk jaringan seperti Ethereum dan IPFS. Tidak hanya itu saja, protokol ini pun berperan dalam mendukung sebagian besar aplikasi DeFi dan ekosistem Web3 yang lebih luas.

Siapa saja dapat membangun dan menerbitkan API terbuka, yang dikenal sebagai subgraph. Subgraph dapat di-query oleh aplikasi dengan menggunakan GraphQL untuk mengambil data pada blockchain. Saat ini, The Graph telah mendukung data pengindeksan dari Ethereum, IPFS dan POA.

Hingga saat ini, lebih dari 3.000 subgraph telah digunakan oleh ribuan developer DApps seperti Uniswap, Synthetix, Aragon, AAVE, Gnosis, Balancer, Livepeer, DAOstack, Decentraland, dan lainnya.

Pendiri The Graph

Tim The Graph mencakup para profesional dari Ethereum Foundation, OpenZeppelin, Decentraland, Orchid, MuleSoft yang mengarah ke IPO dan akuisisi oleh Salesforce, Puppet, Redhat, dan Barclays.

Tim pendiri awalnya termasuk Yaniv Tal (pemimpin proyek), Brandon Ramirez (pemimpin penelitian), dan Jannis Pohlmann (pemimpin teknologi).

Para pendiri memiliki latar belakang teknik dan telah bekerja bersama selama 5-8 tahun. Tal dan Ramirez belajar teknik elektro di USC dan bekerja bersama di MuleSoft, sebuah perusahaan alat pengembang API yang menjalani IPO dan dijual ke SalesForce.

Mengenal The Graph (GRT)

Keunikan The Graph

The Graph bekerja untuk membawa infrastruktur publik terdesentralisasi yang andal ke pasar arus utama. Untuk memastikan keamanan ekonomi jaringan The Graph dan integritas data yang ditanyakan, pengguna menggunakan Graph Token (GRT).

GRT adalah token kerja yang dikunci oleh Pengindeks, Kurator, dan Delegator untuk menyediakan layanan pengindeksan dan kurasi ke jaringan.

GRT akan menjadi token ERC-20 pada blockchain Ethereum, yang digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dalam jaringan. Pengindeks, Kurator, dan Delegator Aktif dapat memperoleh penghasilan dari jaringan sebanding dengan jumlah pekerjaan yang mereka lakukan dan saham GRT mereka.

Cara Kerja The Graph (GRT)

Cara kerja The Graph (GRT) adalah dengan menerapkan protokol blockchain paralel secara terdesentralisasi sepenuhnya dengan kemampuan yang sama seperti hosted iteration. Sementara keduanya akan menggunakan Graph Node yang bersifat open-source.

Graph Node adalah sebuah fitur yang dapat memudahkan pengguna dalam melakukan pencarian atau query. Jaringan ini secara mandiri mampu mempelajari apa dan bagaimana cara untuk mengindeks data Ethereum berdasarkan deskripsi subgraph, yang disebut subgraph manifest.

Agar proses dapat berjalan secara baik, deskripsi subgraph menentukan smart contract yang menarik. Kemudian, peristiwa dalam smart contract tersebut perlu diperhatikan oleh subgraph.

Setelah itu, baru mencari tahu bagaimana mengatur data peristiwa dengan cara kerja yang dapat digunakan oleh sistem dan disimpan pada basis data milik The Graph.

Apabila subgraph manifest telah dibuat, pengguna dapat menggunakan Graph CLI, atau Graph Command Line Interface, untuk menyimpan data dalam IPFS, dan memberitahu layanan yang dihosting untuk mulai mengindeks data untuk subgraph tersebut.

Pada saat kemampuannya ditingkatkan, jaringan ini dapat mengambil, menggunakan, dan menyimpan data yang bersifat privat secara terenkripsi.

Harga Token GRT

Menurut data Coinmarketcap, Rabu 16 Februari 2022, harga token The Graph (GRT) adalah Rp 6.892,15 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 2,9 triliun.

The Graph naik 9.30 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 52, dengan kap pasar sebesar Rp 32,5 triliun. Sampai saat ini, telah terjadi peredaran suplai sebesar 4,7 miliar GRT koin dari maksimal suplai 10 miliar GRT koin.

Kesimpulan

The Graph (GRT) adalah protokol pengindeksan yang berperan dalam meminta data untuk jaringan seperti Ethereum dan IPFS. Protokol ini juga mendukung sebagian besar aplikasi DeFi dan ekosistem Web3 yang lebih luas.

Cara kerja The Graph adalah dengan menerapkan protokol blockchain paralel secara terdesentralisasi sepenuhnya dengan kemampuan yang sama seperti hosted iteration. Sementara keduanya akan menggunakan Graph Node yang bersifat open-source.

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like