Harga Tiket Candi Borobudur Naik? Ini Fakta Menariknya

Teknatekno.com – Harga tiket Candi Borobudur untuk wisatawan lokal resmi diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan sebesar Rp 750 ribu. Harga tersebut sontak membuat heboh masyarakat hingga menjadi perbincangan.

Menurut Luhut, pembatasan jumlah pengunjung Candi Borobudur diperlukan untuk menjaga kawasan cagar budaya tersebut. Menaikkan tiket masuk objek wisata dari Rp 500.000 menjadi Rp 750.000.000 merupakan salah satu pilihannya.

Sehubungan dengan kehebohan harga tiket baru Candi Borobudur baru-baru ini, yuk simak beberapa fakta menarik dibalik kenaikan harga tiket Candi Borobudur.

8 Fakta Menarik Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

Berikut beberapa fakta yang perlu kamu ketahui:

8 Fakta Menarik Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

1. Harga Tiket Candi Borobudur Melonjak

Pemerintah resmi menaikkan dua kali lipat harga tiket masuk pengunjung lokal ke Candi Borobudur, dari harga semula Rp 50.000 menjadi Rp 750.000. Sedangkan turis internasional harus membayar 100 dolar.

Luhut mengatakan, tujuan kenaikan harga tiket adalah untuk melindungi kekayaan sejarah dan budaya nusantara.

Seperti yang disampaikan Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, pada 5 Juni 2022 “Ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini,”.

“Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang,” lanjutnya.

2. Pembatasan Jumlah Wisatawan

Selain menaikkan tarif tiket, pemerintah membatasi jumlah wisatawan ke Candi Borobudur, yakni 1.200 orang setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar candi hanya dikunjungi oleh orang-orang yang serius dan berkepentingan saja.

“Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya,” kata Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Borobudur, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono.

“Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sungguh, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp750 ribu, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi,” lanjutnya.

3. Banyak Agen Wisata yang Protes

Informasi mengenai kenaikan harga tiket masuk dan perjalanan ke Candi Borobudur mulai mendapat reaksi keras dari perusahaan perjalanan internasional. Ratusan travel operator Indonesia selama ini menawarkan wisata Candi Borobudur kepada calon wisatawan Barat.

Masuk ke Candi Borobudur jauh lebih mahal daripada paket liburan yang setara ke Angkor Wat di Kamboja atau ke Malaysia dan Singapura, menurut para pelancong ini.

4. Dikritik Keras oleh Fadli Zon

Anggota DPR Fadli Zon pun ikut berkomentar terkait pengumuman Luhut tentang kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur.

Karena itu, Fadli menilai, sebagai Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan, Luhut kerap mengurusi topik yang bukan prioritas utama baginya. Ia bahkan memiliki nama khusus untuk Luhut.

“Yang perlu diurus tak diurus. Yang tak perlu diurus malah diurus, bikin urusan baru. #Menkosaurus,” cuit Fadli melalui akun Twitternya pada Minggu 5 Juni 2022.

5. Pengikisan Bangunan Jadi Alasan

Pembatasan pengunjung dan pelestarian warisan budaya daerah terkait erat. Struktur candi Borobudur mulai rusak dan terkikis, konon akibat membludaknya wisatawan.

Sebelum wabah Covid-19, pengunjung wisata yang naik ke Candi Borobudur rata-rata sekitar 10 ribu orang setiap harinya. Pengelola Candi Borobudur membatasi pengunjung ke pelataran atau halaman candi selama wabah.

6. Klaim Tetap Rangkul Warga Lokal

Luhut mengklaim aksi ini dilakukan semata-mata demi melestarikan warisan sejarah dan budaya nusantara. Dia lebih lanjut berpendapat bahwa kenaikan harga dapat menyerap tenaga kerja tambahan.

“Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini,” jelas Luhut.

“Sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang,” lanjutnya.

7. Harga Tiket Rp 750 Ribu Berlaku untuk Naik Candi Borobudur

Edy Setijono menyortir soal harga tiket masuk candi Borobudur yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan di media sosial. Jalan kaki ke Candi Borobudur dikenakan biaya turis lokal Rp 750.000 per orang.

Sementara itu, harga tiket masuk kawasan candi masih Rp 50.000 per orang untuk wisatawan domestik. Halaman Candi Borobudur sangat populer di kalangan wisatawan Barat, yang seringkali hanya membayar $25 per orang.

8. Dianggap Membunuh Bisnis di Sekitar Candi Borobudur

Netizen tidak senang dengan keputusan Luhut yang menaikkan biaya kunjungan ke Candi Borobudur dengan menaikkan tiket wisatawan. Harga tiket masuk dikatakan membuat wisatawan enggan mengunjungi Candi Borobudur karena harganya yang mahal.

Turunnya jumlah pengunjung tentunya akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat sekitar yang sedikit banyak bergantung pada wisatawan yang datang ke Candi Borobudur.

“Baru mau hidup usaha pedagang kecil, pengusaha hotel, dan rumah makan sekitar Borobudur, dibunuh lagi sama kebijakan Luhut ini. Ambyar!” komentar warganet.

“Katanya ingin pariwisata kita maju pak tapi kalau patok harga mahal siapa yang mau? Bisa-bisa kabur deh turisnya dan lebih memilih ke tempat-tempat wisata yang ramah kantong, ini juga bakal ngefek ke para UMKM yang berjualan di sana pasti akan terdampak sepi pembeli,” kata warganet yang lain.

Penutup

Demikianlah informasi dari Teknatekno terkait fakta menarik dibalik naiknya harga tiket Candi Borobudur yang sebelumnya Rp 500 Ribu menjadi Rp 750 Ribu. Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like