Mengenal Apa itu Topologi Bus, Karakteristik dan Cara Kerjanya

Teknatekno.com – Hai Teknozen! Yuk pelajari lebih dalam mengenai apa itu topologi bus, termasuk karakteristik dan cara kerjanya dalam artikel ini. Temukan juga keuntungan dan kerugian dari topologi bus serta bagaimana mengaplikasikannya dalam jaringan kamu.

Topologi jaringan adalah cara di mana komputer dan perangkat lainnya saling terhubung dalam jaringan. Salah satu jenis topologi jaringan yang paling umum digunakan adalah topologi bus. Dalam topologi bus, setiap perangkat terhubung ke kabel tunggal yang disebut bus atau backbone, yang merupakan media transmisi data.

Kali ini Teknatekno akan membahas secara lengkap tentang apa itu topologi bus, karakteristiknya, dan cara kerjanya. Dengan memahami topologi bus secara mendalam, Teknozen bisa memilih topologi jaringan yang tepat untuk bisnis kamu dan memaksimalkan efisiensi jaringan kamu. Mari kita mulai dengan mempelajari apa itu topologi bus!

Apa itu Topologi Bus

Apa itu Topologi Bus

Sebagai masyarakat yang kurang memahami dunia IT dan jaringan, memang sulit untuk mengetahui pengertiannya. Topologi bus adalah salah satu metode untuk menghubungkan dua atau lebih komputer secara serial.

Jaringan ini umumnya dipasang dengan menggunakan kabel utama yang bisa saling terhubung satu sama lain. Sehingga perpindahan dan transfer data menjadi lebih mudah diakses dan lebih lugas.

Dalam topologi bus, setiap komputer terhubung dengan server sehingga dapat berbagi informasi dengan komputer lainnya. Oleh karena itu, topologi bus merupakan sistem yang membutuhkan satu jalur utama yang kemudian akan dibagi-bagi sesuai dengan jumlah percabangan perangkat yang ada.

Bila digambarkan, maka akan mirip dengan denah tempat duduk umum pada transportasi bus. Begitu juga dengan sistem ini umumnya menggunakan metode sederhana untuk menghubungkan jaringan dan perangkat yang terkait.

Tentu saja, perusahaan besar yang membutuhkan konektivitas tinggi dan kinerja optimal akan membutuhkan hal ini.

Maka tidak heran jika topologi bus menjadi salah satu sistem yang banyak digunakan oleh para pekerja jaringan di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.

Tentu saja, kebutuhan akan sharing data hingga optimalisasi jaringan antar pengguna menjadi tujuan utama yang biasanya ingin dikejar oleh sebuah perusahaan ketika melakukan hal ini.

Cara Kerja Topologi Bus

Cara Kerja Topologi Bus

Setelah memahami apa itu topologi bus, selanjutnya kita akan bahas bagaimana cara topologi bus ini bekerja. Cara kerja topologi bus dimulai dari pengiriman data dari satu perangkat ke perangkat lainnya melalui kabel bus. Data yang dikirimkan akan melewati setiap perangkat yang terhubung ke bus, namun hanya perangkat yang dituju yang akan memproses data tersebut.

Ketika perangkat mengirimkan data, data tersebut akan dikirimkan ke bus dan diteruskan ke semua perangkat yang terhubung ke bus. Setiap perangkat akan menerima data yang dikirimkan ke bus, namun hanya perangkat yang dituju yang akan memproses data tersebut dan meresponsnya.

Dalam topologi bus, setiap perangkat terhubung ke bus melalui sebuah kabel penghubung yang disebut drop line atau spur. Setiap drop line ini akan terhubung ke bus melalui sebuah alat yang disebut dengan terminator. Terminator ini berfungsi untuk menyerap sinyal yang datang dari drop line agar tidak terjadi pantulan yang dapat mengganggu kinerja jaringan.

Saat terjadi komunikasi antar perangkat, data akan dikirimkan melalui bus dalam bentuk paket data. Setiap paket data akan memiliki informasi header dan footer yang berisi alamat pengirim dan alamat tujuan.

Saat data diterima oleh perangkat tujuan, perangkat tersebut akan membaca header dan footer untuk menentukan apakah data tersebut ditujukan untuk perangkatnya atau tidak. Jika iya, perangkat akan memproses data tersebut. Satu kelemahan dari topologi bus adalah jika terjadi kerusakan pada bus, seluruh jaringan akan terganggu.

Untuk mencegah hal ini, seringkali terdapat redundansi pada kabel bus yang terhubung ke perangkat. Selain itu, jika terdapat banyak perangkat yang terhubung ke bus, kecepatan jaringan akan semakin lambat. Oleh karena itu, topologi bus tidak ideal untuk digunakan pada jaringan yang sangat besar atau kompleks.

Karakteristik Topologi Bus

Karakteristik Topologi Bus

Topologi bus adalah jenis topologi jaringan komputer yang menggunakan satu kabel tunggal sebagai jalur komunikasi untuk menghubungkan beberapa perangkat. Topologi bus biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil yang tidak memerlukan pengaturan yang rumit.

Berikut adalah beberapa karakteristik topologi bus yang dapat dijadikan patokan:

  • Kabel utama sebagai backbone: Terdapat satu kabel utama yang menjadi tulang punggung atau backbone yang terhubung ke setiap komputer pada jaringan.
  • Transmisi melalui satu kabel: Setiap komputer tidak terhubung ke komputer lain secara langsung, tetapi melalui satu kabel sebagai jalur transmisi yang menghubungkan beberapa komputer.
  • Penggunaan konektor dan terminator BNC atau T: Topologi bus menggunakan konektor dan terminator BNC atau T untuk menghubungkan kabel ke perangkat.
  • Penggunaan kabel koaksial: Kabel koaksial digunakan sebagai medium transmisi pada topologi bus.
  • Komponen terminator: Terdapat komponen terminator di ujung kabel jaringan yang berperan untuk menghentikan sinyal agar tidak berbalik arah.
  • Tidak memerlukan peralatan aktif: Topologi bus tidak memerlukan peralatan aktif seperti switch atau router untuk dapat menghubungkan komputer.
  • Tidak ada dukungan teknologi: Topologi bus tidak mendukung teknologi jaringan modern seperti kecepatan jaringan yang tinggi.

Itulah beberapa karakteristik jaringan topologi bus yang dapat membedakannya dengan topologi jaringan lain dengan sistem yang relatif lebih kompleks.

Macam-Macam Topologi Bus

Macam-Macam Topologi Bus

Ada dua macam topologi bus yang biasa digunakan untuk mengatur jaringan komputer di rumah atau gedung perkantoran yang tidak terlalu besar. Keduanya adalah topologi bus linier dan topologi bus terdistribusi.

Apa saja perbedaan antara keduanya? Berikut ini adalah penjelasan mengenai topologi linear bus dan distributed bus:

1. Bus Linear

Topologi linear bus memiliki ciri khas yang unik yang dapat dilihat dari penggunaan satu sistem kabel (backbone) untuk menghubungkan semua komputer dengan dua titik di setiap ujung kabel.

Merupakan sebuah jalur, topologi linear bus hanya memiliki satu jalan yang digunakan semua orang.

Jadi, jika suatu saat kabel jaringan rusak, semua komputer tidak akan bisa saling terhubung. Salah satu kelemahan topologi bus adalah kamu perlu tahu.

2. Bus Terdistribusi

Sementara itu, jenis topologi distributed bus dicirikan dengan menggunakan cabang-cabang yang dibuat dari jalur kabel utama, di mana setiap unit memiliki titik ujungnya sendiri-sendiri.

Bisa dibilang sistem distributed bus menggabungkan beberapa jaringan linear bus menjadi satu jaringan yang lebih luas yang disebut distributed bus.

Sistem distributed bus lebih cocok digunakan untuk menghubungkan komputer antar ruangan yang masih dalam satu gedung. Jadi, jalur utama bisa lebih mudah didistribusikan ke ruangan-ruangan yang berisi karyawan antar divisi.

Keuntungan Topologi Bus

Keuntungan Topologi Bus

Melakukan sistem koneksi antar komputer dengan topologi bus ini dapat memberikan banyak keuntungan. Sehingga tidak heran jika berbagai pihak memilih koneksi dengan sistem topologi bus.

Dalam sebuah instansi atau perusahaan besar, koneksi jaringan akan membutuhkan hal ini. Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan topologi bus, terutama untuk perusahaan atau instansi berskala besar dan pekerjaan jaringan lainnya.

1. Lebih Optimal

Sebuah skema topologi akan menghasilkan jaringan yang bekerja lebih optimal. Tidak hanya dapat menghubungkan satu atau dua komputer saja, namun topologi bus merupakan salah satu sistem yang juga dapat menghubungkan beberapa komputer dengan mudah.

Tentu saja hal ini menguntungkan bisnis atau perusahaan yang membutuhkan banyak perangkat untuk mengakses satu informasi terpusat secara bersamaan.

2. Skema Sederhana

Berkat topologi bus, skema jaringan akan terbentuk lebih sederhana. Para pekerja teknologi jaringan tidak akan kesulitan menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya.

Skema ini mempermudah pemahaman sistem koneksi yang harus dilakukan untuk meminimalisir kesalahan koneksi. Bahkan bagi pekerja jaringan pemula sekalipun, konsep yang ditawarkan tidak sulit untuk diterapkan.

3. Lebih Efisien dan Ekonomis

Dilihat dari skemanya, topologi bus merupakan salah satu sistem yang jauh lebih efisien dan ekonomis dari segi biaya. Karena topologi tersebut terbukti hemat biaya dan hemat tenaga dalam pemasangannya.

Penyambungan konektor dan kabel ke setiap jaringan komputer juga cenderung cepat. Selain itu, persyaratan konektivitasnya pun minim dan tidak berbelit-belit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika topologi bus menjadi salah satu sistem yang paling banyak digunakan perusahaan besar.

4. Mudah Dikembangkan

Keuntungan lainnya adalah sistem ini mudah dikembangkan oleh pekerja jaringan. Konsep desainnya yang sederhana juga tidak mengganggu perangkat yang terhubung.

Jika kamu membutuhkan perangkat tambahan di masa depan, cukup ubah skema dan tambahkan koneksi jaringan ke perangkat yang ingin kamu tambahkan.

5. Gangguan Minimal dengan Perangkat Lain

Dalam prakteknya, setiap jaringan komputer tentu saja beresiko mengalami kerusakan. Namun dengan menggunakan topologi bus, kerusakan pada satu komputer tidak akan berpengaruh pada perangkat lainnya. Jadi jelas bahwa sistem ini relatif aman untuk diterapkan.

Misalnya, jika terjadi kerusakan pada perangkat komputer A, tidak akan menyebabkan kerusakan pada perangkat komputer B yang saling terhubung.

Kelemahan Topologi Bus

Meskipun memiliki banyak kelebihan yang menarik seperti yang tertera di atas, topologi bus tidak serta merta menjadi salah satu sistem yang selalu memberikan hasil terbaik. Berikut ini adalah kerugian topologi bus yang perlu kamu ketahui:

1. Melemahnya Jaringan

Salah satu kelemahan topologi bus adalah potensi pelemahan jaringan, terutama jika banyak perangkat yang ditambahkan untuk memperluas jaringan baru.

Dan jika ada kesalahan, tidak akan mudah untuk dideteksi. Tentu saja hal ini perlu diwaspadai sejak awal sebelum memutuskan jumlah perangkat yang akan dihubungkan.

2. Sulit Menemukan Sumber Masalah

Topologi ini menyulitkan pengguna atau pekerja jaringan untuk mencari informasi mengenai lokasi error. Jika ada kerusakan atau masalah saat akses, tidak mudah untuk mengetahui tempat situasi secara detail.

3. Kerusakan pada Lokasi Jaringan Pusat

Kelemahan lain dapat terjadi jika ada kerusakan pada lokasi jaringan pusat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jaringan terdepan harus terbebas dari aktivitas lain dan sebisa mungkin tidak mengalami masalah. Sekali jaringan terdepan mengalami kerusakan, otomatis semua jaringan yang terhubung ke masing-masing komputer akan mengalami masalah.

4. Membutuhkan Perangkat Tambahan

Karena potensi melemahnya jaringan yang sering terjadi ketika menggunakan banyak perangkat sekaligus, biasanya dibutuhkan perangkat tambahan. Dengan demikian, kualitas jaringan dapat terjaga. Perangkat pendukung yang dimaksud di sini adalah repeater.

Cara Memasang Topologi Bus Secara Optimal

Cara Memasang Topologi Bus Secara Optimal

Namun, melihat kelemahan dan potensi kerusakan yang ada, ada baiknya memahami tips-tips penting dalam memasang topologi bus secara lengkap. Berikut ini adalah beberapa tips krusial dalam memasang topologi bus yang perlu kamu ketahui:

    • Pilih Teknologi yang Tepat

Dalam mendukung terciptanya jaringan yang baik, diperlukan teknologi yang tepat. Demikian halnya jika kamu ingin menerapkan topologi bus pada web di dalam perusahaan.

Sebaiknya gunakan teknologi yang sesuai untuk mendukung sistem yang lebih baik dan optimal. Sehingga kedepannya tidak ada masalah dan gangguan yang dapat menghambat proses lalu lintas jaringan primer.

    • Sediakan Semua Komponen yang Diperlukan

Sebelum mulai memasang jaringan, mempersiapkan semua komponen adalah hal yang harus dilakukan. Identifikasi fitur-fitur apa saja yang akan dibutuhkan dalam penerapan topologi ini. Usahakan untuk menggunakan komponen selengkap mungkin dengan kualitas terbaik. Sehingga, setelah proses instalasi jaringan berhasil dilakukan, tidak ada kendala yang menyulitkan.

    • Perhatikan Potensi Resiko yang Terjadi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika topologi jenis ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Hal inilah yang harus dipahami semaksimal mungkin sejak awal, sehingga kamu bisa mencegah risiko sedini mungkin. Misalnya, dengan menggunakan sistem dan material kabel dengan kualitas terbaik. Alhasil, risiko yang diprediksi bisa dihindari semaksimal mungkin saat jaringan diakses atau dijalankan.

    • Optimalkan Dengan Sistem yang Tepat

Setiap sistem tentu saja memiliki strategi pendukung lainnya yang dapat mengoptimalkan kerja pada jaringan. Oleh karena itu, kamu harus melakukan identifikasi untuk mengetahui sistem pendukung mana yang paling baik dan mampu memaksimalkan hasil dari koneksi jaringan topologi bus ini.

    • Hindari Kelebihan Data pada Sistem

Akan sangat membantu jika kamu tidak memaksakan untuk menggunakan konektivitas yang minim untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Misalnya, kamu menggunakan spesifikasi kabel yang tidak tepat atau menyebabkan akses jaringan yang berlebihan alias overload.

Sebisa mungkin, hal semacam ini harus dihindari untuk menjaga sistem lebih baik dan fungsi sistem bisa berfungsi dalam waktu yang lama.

FAQ

Berikut ini adalah tanya jawab seputar topologi bus.

1. Apa Kesulitan dari Topologi Bus?

Tantangan yang biasanya dialami adalah risiko tabrakan data karena mekanisme jaringan yang cukup mendasar dan jika satu node gagal, maka akan mengganggu kinerja dan lalu lintas seluruh jaringan.

2. Apakah Topologi Bus Menggunakan Switch?

Dalam penggunaannya, arsitektur jaringan bus tidak membutuhkan hardware atau perangkat keras yang aktif, seperti hub dan switch. Jaringan yang berbasis topologi bus hanya membutuhkan konektor untuk dapat menghubungkan kabel satu dengan yang lainnya.

3. Apakah Topologi Bus Masih Digunakan pada Jaringan Modern?

Topologi bus jarang digunakan pada jaringan modern karena keterbatasannya dalam hal kecepatan dan kinerja jaringan.

4. Apa yang Dimaksud dengan Terminator pada Topologi Bus?

Terminator adalah komponen yang ditempatkan pada ujung kabel jaringan dan berfungsi untuk menghentikan sinyal agar tidak berbalik arah.

5. Apakah Topologi Bus Lebih Mudah dalam Instalasi Daripada Topologi Lainnya?

Topologi bus lebih mudah dalam instalasi karena hanya menggunakan satu kabel utama sebagai backbone dan tidak memerlukan peralatan aktif.

6. Apakah Topologi Bus Memerlukan Pengaturan yang Rumit?

Topologi bus tidak memerlukan pengaturan yang rumit sehingga cocok digunakan untuk jaringan berskala kecil.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan dari Teknatekno mengenai apa itu topologi bus beserta cara kerjanya dan karakteristiknya. Meskipun topologi bus sudah jarang digunakan pada jaringan modern karena keterbatasannya dalam hal kecepatan dan kinerja jaringan, namun topologi bus masih sangat berguna untuk jaringan berskala kecil.

Dengan menggunakan topologi bus, Teknozen bisa membuat jaringan dengan biaya murah dan instalasi yang mudah. Jadi, jika kamu ingin membuat jaringan berskala kecil dengan biaya murah dan mudah dalam instalasi, maka topologi bus adalah pilihan yang tepat untuk kamu. Sekian penjelasan mengenai apa itu topologi bus, semoga bermanfaat untuk kamu.

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like