Mengenal Apa itu Trading Halt: Arti dan Dampaknya Bagi Investor

Teknatekno.com – Hai Teknozen! Pernahkah kamu mendengar apa itu trading halt? Trading halt merupakan istilah dalam investasi yang mungkin jarang diketahui oleh pemula, karena kondisi ini jarang terjadi pada kondisi pasar biasa.

Namun, bagi kamu yang sudah cukup lama berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), mungkin kamu pernah mengalami apa itu trading halt, bahkan berulang-ulang dialami.

Nah, kali ini Teknatekno akan membahas tentang apa itu trading halt, mulai dari pengertiannya, tujuan dilakukannya trading halt, dan bagaimana dampaknya bagi investor saham. Yuk simak penjelasan berikut ini!

Mengenal Apa itu Trading Halt

Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga batas tertentu. Kebijakan ini diberlakukan untuk mengatasi kondisi darurat dan menjaga kelancaran, keadilan, dan efisiensi perdagangan efek.

Trading halt merupakan istilah yang umum digunakan dalam pasar saham. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana perdagangan saham tertentu dihentikan sementara oleh bursa efek.

Alasan di balik trading halt bisa bermacam-macam, termasuk situasi darurat perusahaan, informasi material yang belum dipublikasikan, manipulasi pasar, atau volatilitas pasar yang tinggi. Tujuan utama dari trading halt adalah melindungi kepentingan investor dan menjaga integritas pasar.

Pengertian trading halt adalah penundaan sementara perdagangan suatu saham di bursa efek. Saat trading halt terjadi, perdagangan saham tersebut dihentikan untuk jangka waktu tertentu.

Hal ini memberikan kesempatan bagi investor dan pelaku pasar untuk mengevaluasi informasi yang mungkin berdampak signifikan terhadap harga saham. Selama trading halt, investor tidak dapat melakukan transaksi jual-beli pada saham yang terkena trading halt.

Mengenal Apa itu Trading Halt

Peraturan mengenai trading halt diatur dalam Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A Otoritas Jasa Keuangan Nomor S-274/PM.21/2020 tanggal 10 Maret 2020. Peraturan tersebut menjelaskan tindakan yang diambil oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kondisi tekanan pasar modal yang signifikan. Berikut adalah langkah-langkah yang diterapkan:

  • Penghentian sementara perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lebih dari 5 persen.
  • Penghentian sementara perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan lebih dari 10 persen.
  • Trading suspend (penghentian perdagangan) apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan lebih dari 15 persen. Trading suspend dapat berlangsung sampai akhir sesi perdagangan, atau bahkan lebih dari satu sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan atau perintah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam konteks ini, PT Bursa Efek Indonesia menggunakan dua istilah, yaitu “trading halt” dan “trading suspend”. Meskipun keduanya memiliki arti penghentian sementara perdagangan, namun keduanya memiliki konsekuensi yang berbeda, yaitu:

  • Saat terjadi trading halt, semua pesanan yang belum terealisasi (open order) tetap berada dalam sistem perdagangan efek otomatis JATS. Anggota bursa masih dapat menarik atau memodifikasi open order tersebut.
  • Saat terjadi trading suspend, semua pesanan yang belum terealisasi (open order) secara otomatis ditarik oleh JATS. Anggota bursa tidak dapat menarik atau memodifikasi pesanan tersebut.

Dengan adanya kebijakan trading halt, diharapkan dapat menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar saham. Investor perlu memahami mekanisme trading halt dan mempersiapkan strategi pengelolaan risiko yang tepat untuk menghadapinya.

Dua kebijakan di atas merupakan dua mekanisme yang disiapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai respons terhadap situasi darurat yang tak terduga. Contohnya adalah saat terjadi kepanikan luar biasa (panic selling) yang melanda bursa pada Maret 2020, menyebabkan penurunan tajam pada IHSG.

Namun, penundaan sementara perdagangan saham tidak hanya terjadi dalam situasi tersebut saja. Ada beberapa situasi lain yang dapat memicu penerapan kebijakan tersebut, antara lain:

  • Gangguan keamanan, sosial, dan politik: Terjadinya konflik berskala besar, kerusuhan massa, atau perubahan signifikan dalam keadaan politik yang dapat mengganggu stabilitas pasar.
  • Permasalahan teknis pada JATS dan/atau sistem remote trading: Gangguan atau kegagalan pada sistem perdagangan elektronik JATS atau sistem perdagangan jarak jauh yang digunakan untuk melakukan perdagangan saham.
  • Permasalahan teknis pada sistem kliring: Masalah atau kegagalan dalam proses kliring, yang merupakan tahap penting dalam penyelesaian transaksi perdagangan saham.
  • Penjaminan KPEI atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI: Gangguan pada lembaga penjaminan KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) yang mempengaruhi proses penyelesaian transaksi.
  • Gangguan infrastruktur sosial: Gangguan serius pada infrastruktur sosial, seperti pemadaman listrik massal, kerusakan pada jaringan telekomunikasi, atau gangguan pada transportasi yang menghambat jalannya perdagangan saham.

Dalam situasi-situasi tersebut, BEI dapat memutuskan untuk menerapkan trading halt sebagai langkah untuk menjaga integritas pasar dan melindungi kepentingan investor. Kebijakan ini diambil guna memberikan waktu bagi pihak terkait untuk mengatasi masalah yang terjadi dan memastikan perdagangan efek dapat berlangsung secara normal dan efisien.

Dampak Trading Halt Bagi Investor

Trading halt akan menghalangi eksekusi order yang telah dikirim pada platform trading saham. Namun kebijakan ini juga membawa sejumlah manfaat bagi para investor, diantaranya:

  1. Mencegah kejatuhan IHSG lebih lanjut dalam waktu singkat.
  2. Menanggulangi aksi jual akibat banyak investor yang mengekor kepanikan (panic selling).
  3. Memberikan ruang dan waktu bagi investor untuk mempertimbangkan ulang keputusan investasinya, baik dengan mencari informasi lebih lanjut atau menantikan konfirmasi situasi dari pihak berwenang.

Sejak peraturan ini dirilis pada Maret 2020, kondisi ini baru terjadi selama enam kali. Semuanya terlaksana demi mengatasi kepanikan dalam satu bulan tersebut, yaitu:

  • Trading halt selama 30 menit pada 12 Maret 2020 pukul 15:33:58 dan dibuka kembali pada 16:05:58.
  • Trading halt selama 30 menit pada 13 Maret 2020 pukul 09:15:33 dan dibuka kembali pada 09:45:33.
  • Trading halt selama 30 menit pada 17 Maret 2020 pukul 15:02:44 dan dibuka kembali pada 15:32:44.
  • Trading halt selama 30 menit pada 19 Maret 2020 pukul 09:37:18 dan dibuka kembali pada 10:007:18.
  • Trading halt selama 30 menit pada 23 Maret 2020 pukul 14:52:09 dan dibuka kembali pada 15:22:09.
  • Trading halt selama 30 menit pada 30 Maret 2020 pukul 10:20:48 dan dibuka kembali pada 10:50:48.

Dampak Trading Halt Bagi Investor

Contoh Trading Halt di Bursa Efek

Seiring dengan kompleksitas pasar saham, terdapat beberapa contoh kasus trading halt yang pernah terjadi di berbagai bursa efek di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa contoh trading halt yang terkenal:

1. Trading Halt pada Saham Tesla di NASDAQ

Pada bulan Februari 2022, saham Tesla dihentikan perdagangannya di bursa efek NASDAQ. Trading halt ini terjadi setelah Elon Musk, CEO Tesla, mengumumkan melalui media sosial tentang rencana perusahaan untuk membeli Bitcoin dalam jumlah besar.

Pengumuman ini menciptakan ketidakpastian di pasar dan mempengaruhi harga saham Tesla. Trading halt dilakukan untuk memberikan waktu bagi investor dan pasar untuk menyerap informasi tersebut sebelum perdagangan dilanjutkan.

2. Trading Halt pada Saham Alibaba di Bursa Efek Hong Kong

Pada bulan November 2020, saham Alibaba dihentikan perdagangannya di Bursa Efek Hong Kong. Trading halt ini terjadi setelah otoritas mengeluarkan pemberitahuan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan terhadap Alibaba terkait dugaan pelanggaran hukum.

Suspensi saham ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi otoritas untuk menyelidiki lebih lanjut dan melindungi kepentingan investor. Setelah penyelidikan selesai, perdagangan saham Alibaba dilanjutkan.

3. Trading Halt pada Saham Volkswagen di Bursa Efek Frankfurt

Pada bulan Oktober 2008, saham Volkswagen mengalami trading halt yang dramatis di Bursa Efek Frankfurt. Trading halt terjadi setelah terjadi lonjakan harga saham Volkswagen yang tidak wajar. Lonjakan harga tersebut disebabkan oleh serangkaian transaksi dan spekulasi yang melibatkan berbagai pihak.

Bursa efek menghentikan perdagangan saham Volkswagen untuk mencegah manipulasi pasar dan memberikan waktu bagi pasar untuk stabil. Kejadian ini menjadi salah satu contoh trading halt yang menarik perhatian dunia keuangan.

4. Trading Halt pada Saham Samsung di Bursa Efek Korea

Pada bulan Maret 2019, saham Samsung Electronics, perusahaan teknologi terbesar di Korea Selatan, mengalami trading halt yang signifikan di Bursa Efek Korea. Trading halt terjadi setelah saham Samsung jatuh secara tiba-tiba dalam waktu singkat.

Penurunan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap penurunan permintaan global untuk produk elektronik. Trading halt dilakukan untuk menghentikan penjualan saham yang panik dan memberikan waktu bagi investor untuk mengevaluasi situasi pasar sebelum perdagangan saham dilanjutkan.

Catatan: Perlu diingat bahwa trading halt adalah kejadian yang cukup langka dan biasanya terjadi dalam situasi yang luar biasa. Hal ini menunjukkan pentingnya transparansi, perlindungan investor, dan menjaga integritas pasar dalam lingkungan perdagangan saham.

Proses Trading Halt di Bursa Efek

Proses trading halt di bursa efek mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Ketika terjadi trading halt, bursa efek akan menghentikan perdagangan saham tersebut dengan mengeluarkan pemberitahuan resmi.

Pemberitahuan ini akan disampaikan kepada para pemegang saham dan juga publik secara luas, biasanya melalui media dan platform elektronik yang terhubung dengan bursa efek.

Durasi trading halt dapat bervariasi, tergantung pada alasan dan kebijakan bursa efek. Pada umumnya, trading halt dilakukan dalam waktu singkat, yaitu beberapa jam atau beberapa hari.

Namun, dalam beberapa kasus yang lebih kompleks atau serius, trading halt dapat berlangsung lebih lama. Bursa efek akan memastikan bahwa informasi yang relevan dan diperlukan telah tersampaikan sebelum perdagangan saham dilanjutkan kembali.

Trading Halt vs Suspensi Saham

Trading Halt vs Suspensi Saham

Trading halt dan suspensi saham adalah dua konsep yang sering membingungkan di pasar saham. Meskipun keduanya melibatkan penghentian perdagangan saham, ada perbedaan penting antara keduanya. Secara singkat, perbedaan antara trading halt dan suspensi saham adalah sebagai berikut:

  • Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham dalam situasi-situasi khusus, dengan batasan waktu yang relatif singkat. Tujuannya adalah memberikan waktu bagi para pihak terkait untuk mengevaluasi situasi dan melindungi integritas pasar.
  • Suspensi saham adalah penghentian perdagangan saham yang lebih serius dan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama. Tujuannya adalah untuk memberikan waktu bagi otoritas pasar untuk melakukan investigasi dan menjaga integritas pasar.

FAQ

Berikut ini pertanyaan seputar apa itu trading halt.

1. Berapa Lama Trading Halt?

Trading halt biasanya diberlakukan untuk jangka waktu satu jam, tetapi perdagangan saham dapat dihentikan lebih dari sekali selama satu hari perdagangan. Ketika perdagangan saham dihentikan pada pembukaan perdagangan, maka trading halt yang diberlakukan seringkali hanya selama lima atau 10 menit.

Jika IHSG terus turun lebih dari 10%, maka perdagangan akan dihentikan atau trading halt selama 30 menit, dan trading suspend jika IHSG turun lebih dari 15%.

2. Apakah Trading Halt Berlaku untuk Semua Saham di Bursa Efek?

Tidak, trading halt biasanya hanya berlaku untuk saham-saham tertentu yang memenuhi kriteria tertentu, seperti saham dengan likuiditas tinggi atau saham yang terkena peristiwa atau informasi material.

3. Apakah Trading Halt Dapat Diprediksi Sebelumnya?

Tergantung pada situasinya, trading halt dapat atau tidak dapat diprediksi. Misalnya, trading halt yang disebabkan oleh informasi material yang belum dipublikasikan biasanya tidak dapat diprediksi. Namun, ada juga trading halt yang dapat diprediksi, seperti trading halt yang terkait dengan jadwal pengumuman hasil keuangan perusahaan.

4. Apa yang Harus Dilakukan oleh Investor Selama Trading Halt?

Selama trading halt, investor dapat menggunakan waktu ini untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang informasi yang mendasari trading halt. Mereka juga dapat mengevaluasi kembali strategi investasi mereka dan membuat rencana pengelolaan risiko yang tepat.

5. Apakah Investor Dapat Melakukan Transaksi Jual-Beli Saham Saat Terjadi Trading Halt?

Tidak, investor tidak dapat melakukan transaksi jual-beli saham saat terjadi trading halt. Perdagangan saham akan dihentikan sementara hingga trading halt berakhir.

Kesimpulan

Demikianlah informasi yang bisa Teknatekno berikan seputar apa itu trading halt. Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa trading halt adalah langkah penting yang diambil oleh bursa efek untuk menjaga integritas pasar dan melindungi kepentingan investor.

Meskipun trading halt dapat mempengaruhi likuiditas dan harga saham, dengan pemahaman yang baik tentang proses ini dan rencana pengelolaan risiko yang tepat, investor dapat menghadapinya dengan bijaksana.

Penting bagi investor untuk tetap tenang, objektif, dan menggunakan informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Trading halt adalah salah satu aspek yang perlu dipahami dalam dunia investasi saham, dan dengan pengetahuan yang baik, investor dapat menghadapinya dengan percaya diri.

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like